Sensasi Taman Tugu Pahlawan



Kota Metro Surabaya tak cuma dikenal hedonis, 
lebih dari itu ia pun bernuansa historis.


Hampir dua tahun saya menghuni kota Surabaya. Semuanya berjalan tak terasa. Mula-mula, saya merasa gersang dan kesepian di kota pahlawan ini. Bagaimana tidak, saya kesulitan menemukan komunitas-komunitas gayeng dan nyaman buat tongkrongan. 

Bahkan, dalam minggu-minggu pertama, mencari warung yang tak sekedar menyedikan kopi yang nikmat, namun juga tempat yang aduhai buat duduk-duduk yang lama saya kesulitan sekali. Tidak jarang, saya menemukan lokasi warkop yang aduhai bagusnya. 

Ndilalah, ternyata rasa kopinya tidak komprehensip. Entah kurang gula, atau kebanyak airnya. Pernah juga saya mengalami kenyataan pahit, disuguhin kopi dengan ukuran gelas yang besar. Akhirnya, mirip-mirip dengan minum teh (hahaha).


Pesona Tersembunyi Taman Tugu Pahlawan
Minggu kemaren—minggu akhir Mei—saya menemukan suasana baru. Tepatnya, di taman tugu pahlawan. Jujur saja, saya memang berkali melintasinya. Namun hanya sekali saja saya singgah. Sebenarnya saya sempat satu kali masuk ke dalam, sewaktu mengambil data pelengkap untuk sebuah buku kerjaan. Waktu itu, hanya satu saja yang sanggup membidik jiwa saya, kemegahan tugu yang menjulang ke angkasa. Begitu memberikan suasana haru. Tetapi selain itu, biasa saja.

Yang menarik—dan ini sama sekali tidak saya duga sama sekali—taman tugu pahlawan ternyata luar biasa unik dan menarik. Ini setelah bersama istri, saya tiba-tiba sangat berminat berminggu pagi di sana. Mengapa saya bilang menarik dan unik? Pertama, adalah tugu pahlawan itu sendiri. Kedua, saya merasa penasaran dengan figur piramid di sebelah utara tugu. Saya kira itu Cuma hiasan belaka. 

Ternyata tidak. Itu adalah museum masa lalu. Berisi historis kepahlawanan arek-arek Suroboyo melawan para penjajah. Barangkali, ini sudah basi bagi sebagian orang. Tapi sungguh, saya memang tidak gaul sejarah. Kenapa baru tahu, jika di balik tugu pahlwan yang sendirian mematung itu, masih terdapat taman lain yang mengusik heroisme 45??

Suasana di dalam piramida memang bikin merinding. Kita bisa menemukan banyak hal berupa catatan historis yang kental sejarah yang bak hidup. Kita serasa memasuki medan peperangan yang sesungguhnya. Sebab, selain dilengkapi senjata-senjata masa perang, juga menyediakan lukisan keadaan berupa ilustrasi gambar yang didukung ilustrasi berupa patung perjuangan, juga dilengkapi dengan suara-suara asli para tokohnya. 

Misalnya, gelegar suara pidato Bung Tomo, suasana peperangan, juga ketika mereka sedang sharing strategi menyerang penjajah. Bayangkan saja, Anda memasuki ruangan semacam itu. Dijamin anda merinding! 

Yang membikin tidak merinding, barangkali ekspresi catatan saya ini (hehehe). Dicatat terburu. Padahal, butuh penggambaran detil. Selayak anda membaca sebuah novel. 

Tapi sungguh, saya kangen menjenguk taman tugu pahlawan untuk kesekian kali lagi. 04 Juni 2010