Pulang Kampung Petualang


Ditakdirkan punya jodoh beda daerah,
membuat saya jadi sosok pejalan.  
Merambah dari satu ke daerah lain
dengan jarak yang begitu jauh.


Meski merepotkan karena begitu jauhnya jarak bila pulkam (pulang kampung), namun tetap menyimpan sisi serunya tersendiri. Bayangkan saja. Istri saya orang Ponorogo, sementara saya dari Pulau Madura. Dan kami tinggal di kota Surabaya.

Bila berangkat dari Surabaya, ke Ponorogo maupun Madura memiliki jarak tempuh yang tak jauh berbeda, yaitu sekitar enam jam. Seperti perjalanan lebaran tahun 2011 ini, menjadikan kami menjadi petualang dadakan. Saya mengawali berlebaran di kota reog dengan naik bis.

naik bis menuju kota Reog, Ponorogo
Ponorogo: Sensasi Jalan Curam Menanjak

Pulang ke Ponorogo lebih asyik naik bis 
Bukan hanya karena belum hapal rute jalan, 
tetapi padatnya lalu lintas. 

Apalagi akan lebih bisa menikmati perjalanan jika menggunakan bis saja. Apalagi di tiap kali lebaran selalu pemerintah provinsi menyediakan fasilitas mudik gratis.

Menurut saya ini tentu lebih menyenangkan, bukan hanya secara ekonomis atau waktu, tetapi ketika berada di jalan. Kami bisa lebih banyak istrirahat sambil bercengkrama dengan suasana perjalanan. Eksotisnya perjalanan menuju Ponorogo, sebenarnya dimulai ketika turun terminal. Kemudian naik angkot menuju tempat tujuan, yaitu daerah Ngayun.

Perjalanan menghabiskan sekitar setengah sampai satu jam. Disebut eksotis, karena perjalanan ini menuju puncak gunung teratas. Saya jamin, jika pertama kali datang ke Ngrayun, Anda pasti tidak lepas dari takbir dan istigfar.

Maklum, jalan rayanya berada di tepian lereng atau tebing gunung. Di mana, Anda akan menyaksikan diri Anda berada di ketinggian ambang batas. Rumah-rumah terlihat seperti kerikil, dan pohon-pohon tampak seperti taman bunga saja. Bagi saya, suasana semacam ini sangat menantang.

eksotisme dari puncak teratas

Madura: Barisan Pantai Sepanjang Jalan Utama

Lain lagi dengan apabila pulkam ke Madura.
Saya memilih naik motor.

Pertimbangannya, lalu lintas menuju Madura relatif tenang. Kepadatan lalu lintas hanya berhenti di jalanan kota Surabaya. Sementara setelah melewati jembatan Suramadu, jalanan pulau Madura tidak begitu rame. Ini membuat durasi perjalanan bukan hanya menjadi lebih cepat, tapi juga bisa berkendara dengan rileks sambil menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.

beristirahat sambil menikmati pinngiran pantai Camplong, Madura

Pemandangan yang menyedapkan mata dimulai ketika akan sampai di Jembatan Suramadu. Di atas jembatan sepanjang 5,4 km ini, kita bisa total bercengkrama dengan fenomena alam yang luar biasa. Baik gemuruh atau hembusan angin yang menerpa tubuh, dan terkadang menyentuh kendaraan. Maupun sensasi berada di atasnya lautan dengan berkendara.


Tak berhenti di sini, perjalanan selanjutnya menuju rumah saya (Pamekasan) sungguh tak terbayang bahenolnya. Barangkali, sepanjang melewati Bangkalan, suasana agak senyap. Maklum, kendaraan memang tak terlalu banyak hilir mudik. Juga karena melewati hutan dan bukit-bukit.

Saya kira, ini juga tak kalah aduhainya bila saja dinikmati, sebelum akhirnya sampai pada puncak keindahan di perjalanan menuju Sampang-Pamekasan. Mata akan dihibur oleh pinggiran pantai berkilo-kilo panjangnya (saya belum tahu berapa ukuran tepatnya, yang membatasi punggir jalan raya. 
Matahari tenggelam: Pinggiran Pantai Camplong yang membatasi Jalan Raya utama Madura;

Jika Anda menuju Madura, saya yakin Anda tidak merasa lelah. Sepanjang jalan mata Anda akan terhibur dengan fenomena alam pulau Madura itu. Anda bisa juga berhenti di beberapa tempat wisata, baik wisata biasa maupun wisata spritual.

Sepanjang jalan di pulau garam ini berhias pegunungan dan aliran pantai yang indah. Jika perlu, bila Anda lelah, Anda tinggal turun. Dan bertamasya di sekitar pantai-pantai di tiap kabupaten. Atau sekedar duduk mengaso di pinggiran pantainya.
bawa kambing

sapi pun menikmati jalan aspalan

nekad putar balik

Barangkali, jika memasuki hari pasaran, terjadi sedikit kemacetan di jalan raya yang melintasi pasar-pasar seperti di Tanah Merah.[]

3 komentar:

  1. ulasannya bagus,,,,, cuma sayangnya kualitas gambar kayaghnya kurang bagus,,,
    butuh kamera yg lebih sip

    BalasHapus
  2. iya memang. Kualitas fotonya ndak mendukung. Diambil dari hp nokia yang tak pake itu soale...

    BalasHapus
  3. kayaknya perlu donatur tu buat dapatkan kamera. hehehehe

    BalasHapus